Minggu, 15 Juli 2012

AIR MATA PEREMPUAN

KETIKA TUHAN BERKATA:


“Ketika Aku menciptakan seorang Perempuan, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang sangat istimewa dan Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia akan cinta dan luka dan lembut dalam memberikan kenyamanan bagi cintanya”

“Aku memberinya kekuatan dari dalam dirinya untuk menjadi seorang Ibu yang melahirkan seorang anak manusia dan menerima segala macam bentuk penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya. Perempuan yang memiliki kepekaan sangat luar biasa dalam mencintai pada setiap keadaan, bahkan saat sibuah hati berkata “AH” sekalipun yang dapat menyakiti hati dan menetes airmata”

“Aku memberinya ketabahan dan kesabaran untuk membuatnya tetap tegar berdiri ketika orang lain pasrah dan mengarungi bahtera dalam kehidupannya mulai dari bahagia hingga derita yang menyinggahi dan lelah tanpa berkeluh kesah”

“Kemudian Aku memberinya kekuatan dalam mendukung suami tercinta pada sebuah kegagalan, pada sebuah luka pada tameng cinta hati untuk saling memiliki, melengkapi sebagai tulang rusuknya untuk melindungi hati”

“Aku memberinya suatu kebijaksanaan bahwa seorang suami yang baik tak akan menyakiti dirinya, dan terkadang Aku pasti menguji dibalik kekuatan dan kesabaran hatinya untuk tetap berada disisi sang Adam adalah suami tanpa rasa ragu dan pilu”

“Dan pada akhirnya Aku memberi berupa tetesan air, air yang menetes dari balik bola cinta mata untuk diteteskan pada saat bahagia itu datang, pada saat luka itu hilang dan ini kuberikan hanya padanya”

DUHAI KAUM ADAM


“Kecantikan seorang perempuan tidaklah dari wajah dan penampilan yang tampak, adalah kecantikan dari akhlak, pada sebuah pengertian, ketabahan, kesabaran dan kekuatan yang kita namai cinta. Ia adalah sebuah pintu rahasia hati, tempat dimana cinta itu ada, masuklah dan berbahagialah didalamnya. Engkau akan tau seberapa besar cinta itu untukmu.

Pada sajak ini aku sembahkan untuk semua kaum Hawa, “Cinta seorang perempuan seperti biru diatas langit, kita akan slalu berada dibawahnya kemana pun dan dimana pun dan inilah cinta seperti kehidupan kita, lahir dengan sendiri tanpa pernah diminta bermakamkan pada mata hati yang tak bisa kita hindarkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar