Kamis, 23 Januari 2014

Ayeuna cuang hiburan heula bari diajar Bahasa Cina – Sunda

hehe yang mau belajar cina vs sunda ya ,, mangga di aos bae:

A Lung Keun ( dibalangkeun )
Am ( dahar )
An Jing ( gogog )
Ba Chang ( leupeut eusi daging )
Babah ( bapa )
Ba Tok ( bagian anu paling teuas dina kalapa )
Bo Tak ( teu gagaduhan rambut )
Bo Lo Ho ( bodo )
Ba Le Dog ( ah ieu mah basa inggris meureun?)
Cha Bok ( gaplox )
Cha Lang Ngap ( tong dibuka bau….? )
Cha Pe Tank ( budak leutik karak bisa ngomong )
Cha Ran Cang Ti Hang ( wanci sore )
Cha Meuh ( biwir gemesin )
Chai Baw ( anu aya di solokan )
Chak Chak ( dulurna toke )
Chan A Ya ( inden , antry )
Chan Man Die ( bau dahdir )
Chang Ka Leng ( caruluk )
Chang Kang Chaw ( parab embe )
Chang Ke Nyer ( loba teuing gawe peuting )
Chang Kok Khan ( bibit mangga)
Chang Ku Du ( buah bau pisan )
Chang Ku Ri Leung ( manuk )
Chap Cay ( kadaharan tina sayur-sayuran )
Chap Ja He ( koret, medit )
Chi Bha Du Yut ( pabrik sapatu )
Chi Ham Phelas ( tempat jin meuli calana )
Chi Ka Dut ( kuburan cina )
Chi Ki Zing ( ngaran desa / kota di majalengka)
Chi Leu Peung ( belegug )
Chi Leuh ( tai panon, belek )
Chi Leun Cang ( cair kotor, disisi jalan ari tos hujan ageung )
Chi Lok ( kadaharan budak : aci dicolok )
Chi Reng ( kadaharan budak : aci digoreng )
Chi U ( leupeut tina aci jeung cau )
Ching Chang Chang ( embe kabur )
Ching Chang Ke Ling ( lagu )
Ching Chung ( guru nanya )
Cho Bian ( mangga raosan )
Cho Kor Baw ( canteungan )
Cho Le Nak ( katuangan, peuyeum dibubuy sareng gula kinca )
Chu Ra Ling ( sipat licik )
Chu Ru Luk ( buah kawung )
Tho Lo Heor ( Ngareuleuss )
Enci ( ibu, indung )
Encim ( parawan cina )
Heu Ay ( tunduh )
Hok Cay ( molohok bari ngacay )
Hu I ( akar nu bisa di dahar )
O Lo Le Ho ( leutik keneh geus kawin; keur gering salesma )
Ong Kek ( utah ) On To Hod ( pikakeuheuleun )
On Tha ( binatang di Arab )
Kyu Kyu ( judi ) Lha Hang ( cai aren )
Liang Cheuli Baw ( panyakit THT )
Le Nang ( leuwih naker tibatan bo tak )
Ma Ling Ping ( ngaran desa / kota )
Ma Ung ( dulurna ucing )
Nga Cay ( ngelay: banjir tina baham )
Nyi Chian Pochi ( pagewean babu )
Pa Hang ( rasana aneh )
Pe Chak ( panonna peureum sabelah )
Pek Tay ( … teuing naon ieu mah, can ka alaman ku sayah )
Peu Chang ( leupeut eusi kacang; sato nu sukuna opat )
Pha Ming Pin ( dunungan )
Ping Ping ( luhureun tuur, handapeun eta tea… )
Siang Siang Maling Seng ( euweuh gawe,beurang?maling)
Sing Sing Keun ( arek gelut / wcw )
Taw Cho ( oleh-oleh ti cianjur )
Tham Pi Ling ( gaplock )
Tham Po Long ( wadah reuhak )
Tho Lom Bong ( wadah oge )
To Ong ( ningali tina liang leutik )
Toke Chang ( lagu oge )
Tong Li La ( enggalkeun )
Tong To Lang ( nangka – kawinan bapak – teu beja?- poe salasa… )
Tu Ang ( ngalebok )
Tung Tung Seng ( seukeut pisan )
U Ching ( dulurna maung )
Yap La Hun ( budak ceurik )
Go Cex An (Nyekelan si A’an)
Li Cin Lo (so so rodotan)
Ti Ang Gie Lox (rada aya’an iye mah)
Ti Ang cay (Ngajual cai)
Om Phong (waosna tos caroplok)



tambih deui ti akang :
Li Ang Thai (paragi ee)Li Ang Hong (Gorong-gorong)
Bu Lu An (pinuh ku bulu)
Can Ha Yang (teu nararafsu, teu aya selera)
Thai Khothok (bau, jiga sambel tapi teu lada “naha apal teu lada?”, awas ulah dimamam)
Ka thin chak (terinjak),
Lauk khan cra (Ikan Mas),
Bu Luk Khan (basi),
Baw wu ha peuk (aroma tidak sedap),
Sang Ki Lang (walaupun),
Cingng cuang cang cang (diikat tali),
Tha Li Kwuthang (paragi ngabungkus buah pepaya),
Khang Khung (Sejenis sayuran),
Khu Chu Bung (sejenis kembang/tumbuhan nu sok dipake mabok ku babaturan akang heuehuehueu)….
Menhuwa (mencret wae)
Tampho long (kaleng/batok paragi wadah ciduh)
Kan Ching (hiasan/pamageuh baju)
Thai Phi San (Waduk siah!)
Cha Ching Kha Lung (obat kasakit Tipes)
A Lung Bho Yong (dioper kaditu kadieu)
Chu Lang Chi Leung (arek maok hayam….)
Su Wing (biwirna nyengir wae),
Jeng Kho Leun (nyeri kahampangan) = Jeung jweu riheun
Kop Lhok (Kehed!)
Hun Kuwe (Kueh lapis)

Tambahan referensi:
Cha pei tang (pinter ngomong)
Tai kho thock (Ee ayam)
Chang geh gar (ayam hutan)/Cangegang hese dahar!
Nyien tu lak (Buat kunci pintu)
Ling lung (Nyasar/gak tahu jalan)
ping ping ko neng=biasanya buat paha cewe
Cheng ce leng an (tabungan)
Lung lay ( Lemas)
Chung cu rungan/Thung ghir (Tulang ekor)
Tha khok khak (Sejenis leunca)
Chang cut (CD aww)
Lie sung (Buat nutu)
Nyeng sol (gak lurus)
Cing caw (dicampur es serut + gula kalapa raos) jiga na mah..
…. salajengna diantos sumbangan kosa kata ti paramitra ngalangkungan komentar, mangga dilebetkeun bae ide na dina komentar dihandap, diantos pisan, hatur nuhun…

Senin, 06 Januari 2014

SEJARAH SINGKAT DESA BEBER



Awal dari kedatangan Ki Buyut Imbaraga ke tanah sunda pada tahun 1800 yang bermula dari daerah Cirebon hingga ketatar sunda merupakan asal muasal dari keberadaan Desa Beber.
Ki Buyut Imbaraga merupakan anak dari sultan Cirebon yang bernama “PANEMBAHAN SEPUH” hasil pernikahannya dengan seorang perempuan yang bernama “SITI HARISBAH”.
Masa kecil Ki Buyut Imbaraga dihabiskan di Cirebon. Pada masa kanak-kanak Ki Buyut Imbaraga ditinggalkan ibunya, karena Siti Harisbah menikah lagi dengan putra kerajaan mataram yang kemudian mendirikan kerajaan di Sumedang yang diberi nama “SUMEDANG LARANG” kemudian Ki Buyut Imbaraga masa kecilnya diasuh oleh kakek dan ayahnya.
Pada suatu saat ketika berjalan di sekitar istana Ki Buyut Imbaraga melihat beberapa ekor burung, mengapa burung ada yang kecil dan ada yang besar, kakeknya menambahkan bahwa semua makhluk hidup dilahirkan dari seorang ibu, ibu bisa melahiorkan karena seorang ayah, tanpa mereka kita tidak bisa lahior ke dunia ini, maka Ki Buyut Imbaraga menanyakan “Siapa ayahku?” lalu sang kakek menunjuk ke arah sultan.yang kemudian memeluk sang sultan. Namun karena situasi yang tidak pas disaat sang sultan sedang melakukan rapat dengan para abdi dalem kerajaan akhiornya sang sultan menegurnya beserta kakeknya. Tanpa pikir panjang Ki Buyut Imbaraga kabur dari istana karena tidak diinginkan kehadirannya, sehingga Ki Buyut Imbaraga datang pada suatu tempat yang merupakan “tempat KUDA SEMBRANI bersemayam” dia menemukan keanehan karena terdapat kotoran kuda tetapi sang kuda tidak ada di tempat tesebut. Ki Buyut Imbaraga menemukan rotan yang kemudian ia jadikan mainan yang percis menyerupai kuda asli. Yang langsung membawa Ki Buyut Imbaraga jauh hingga ditengah jalan Ki Buyut Imbaraga tertidur, dan olerh kuda tersebut Ki Buyut Imbaraga ditinggal dan ditaruh diatas batu dekat sungai, yang kemudian ditemukan oleh prajurit dari kerajaan Sumedang Larang. Kemudian Ki Buyut Imbaraga dibawa ke istana tersebut. Ternyata dengan perasaan kaget siapa yang dilihatnya tidak asing yakni “SITI HARISBAH” yang menjadi “RATU HARISBAYA” karena suaminya meninggal dunia sehingga “RATU HARISBYA” mengambil alih kepeminpinan. Beberapa hari kemudian Ki Buyut Imbaraga diutus ibunya untuk pulang ke Cirebon, setelah beberapa hari ia menginap di istana. Ibunya takut jika sultan atau ayahnya mencari Ki Buyut Imbaraga, sebelum pulang Ki Buyut Imbaraga diberi pepatah oleh ibunya, jika pulang nanti sebelum melewati sungai Cimanuk tidak boleh menoleh kebelakang. Karena saking penasarannya setelah melewati sungai Cimanuk ia langsung membalikan badan, ternyata ada 4 harimau yang tadinya manusia yang diutus oleh ibunya untuk mengantarkannya sampai sungai Cimanuk, sedangkan jalan yang tadi ia lewati tidak ada dan berubah menjadi hutan belantara.
Karena telah melakukan perjalanan beberapa hari, ia beristiraha di suatu hutan yang kemudian ia berminat membuat pemukiman dan dinamakan “BABAKAN” namun pekerjannya belum selesai karena klhawatir harus segera sampai ke Cirebon dan tidak diselesaikan akhirnya untuk sementara ia tunda, kemudian selang beberapa hari Ki Buyut Imbaraga kembali keselatan Sumedang untuk meneruskan pekerjaannya yang tertunda namun setibanya disana, tempat tersebut telah di ambil alih oleh “EYANG PATUANAN” beliau singgah dari Mataram yang kemudian berencana membuat pemukiman. Akan tetapi Ki Buyut Imbaraga mengaku bahwa itu adalah daerah yang pertama kali ia temukan., tetepi Eyang Patuanan bersikukuh bahwa ia yang pertama kali menemukan daerah tersebut.
Karena Ki Buyut Imbaraga tidak ingin ada perang, maka ia menyerahkan daerah tersebut dengan “ipat-ipat” atau yang disebut “sumpah”. Jika daerah itu memang temuan Eyang Patuanan maka ia dan keluarganya akan makmur, tetapi jika bukan ia yang menemukannya maka ia akan mendapatkan kesialan hingga keturunannya. Sehingga kemudian  daerah tersebut bernama “Dukuh Rata”. Ternyata perkataan Ki Buyut Imbaraga benar tentang temuan tersebut bahwa tempat itu memang temuan Ki Buyut Imbaraga bukan temuan Eyang Patuanan. Terbukti dengan seringnya kedatangan perampok ke daerah Dukuh Rata. Sehingga kemudian tempat tersebut berubah nama menjadi “BABAKAN BERANGKOT”. kemudian Ki Buyut Imbaraga dapat terhindar dari perampok karena sebuah benda berupa selendang panjang yang disebut “BEUBEUR”(bahasa sunda), karena Ki Buyut Imbaraga asli orang Cirebon tidak bisa menyebut “eu” makan dari kata “BEUBEUR” berubah manjadi “BEBER”. Maka Ki Buyut Imbaraga berhasil bertahan di Babakab Berangkot karena bantuan dari Beubeur tersebut yang merupakan pemberian ibunya “RATU HARISBAYA”, kemudian daerah tersebut dinamakan “BEBER”. Hingga ia berhasil bertahan dan membuat pemukiman di Beber tersebut hingga Ki Buyut Imbaraga menikah dan mendapat keturuna yang bernama “BUYUT MASKINEM”. Buyut Maskinem menikah dan melahirkan seorang anak yang diberi nama “EMBAH MASJAN” yang menurunkan tahta kekuasaan daerah Beber dari Ki Buyut Imbaraga beserta memberikan sebuah selendang yang disebut Beubeur secara turun temurun.
Pada tahun 1950-an terjadi pemberontakan belanda  yang dipimpin oleh “JENDRAL WILLIAM DAENDELS” yang kemudian Beber dipindah tempat lebih ke utara karena tempat tersebut merupakan daerah Randegan maka Randegan dipecah. Beber menjadi “KOTA BARU” karena perpindahan tersebut. Dari tahun ketahun KOTA BARU diudah menjadi BEBER.
  • Sebelah utara Beber berbatasan dengan Randegan dan dipisahkan oleh aliran Sungai Sindupraja.
  • Sebelah barat terdapat makam  Buyut Maskinem.
  • Sebelah selatan terdapat makam  Ki Buyut Imbaraga.
Di Beber terdapat beberapa tradisi yaitu “MUNJUNG”, yaitu mengunjungi pemakaman disaat akan musim penanaman padi dengan membawa beberapa makanan diantaranya “NASI TUMPENG”. Ada pula “MAPAG SRI” yaitu disaat musim panen tiba, mapag Sri sewring dilaksanakan di makam Ki Buyut Imbaraga dengan mengadakan pagelara Wayang Kulit. Yang dimainkan adalah Wayang Kulit, karena menurut kepercayaan orang-orang Beber jika mengadakan pagelaran Wayang Golek akan mendapat kesialan maka masyarakat Keturunan Beber tidak boleh memainkan atau memiliki Wayang Golek dimanapun ia berada.