Kamis, 23 Januari 2014

Ayeuna cuang hiburan heula bari diajar Bahasa Cina – Sunda

hehe yang mau belajar cina vs sunda ya ,, mangga di aos bae:

A Lung Keun ( dibalangkeun )
Am ( dahar )
An Jing ( gogog )
Ba Chang ( leupeut eusi daging )
Babah ( bapa )
Ba Tok ( bagian anu paling teuas dina kalapa )
Bo Tak ( teu gagaduhan rambut )
Bo Lo Ho ( bodo )
Ba Le Dog ( ah ieu mah basa inggris meureun?)
Cha Bok ( gaplox )
Cha Lang Ngap ( tong dibuka bau….? )
Cha Pe Tank ( budak leutik karak bisa ngomong )
Cha Ran Cang Ti Hang ( wanci sore )
Cha Meuh ( biwir gemesin )
Chai Baw ( anu aya di solokan )
Chak Chak ( dulurna toke )
Chan A Ya ( inden , antry )
Chan Man Die ( bau dahdir )
Chang Ka Leng ( caruluk )
Chang Kang Chaw ( parab embe )
Chang Ke Nyer ( loba teuing gawe peuting )
Chang Kok Khan ( bibit mangga)
Chang Ku Du ( buah bau pisan )
Chang Ku Ri Leung ( manuk )
Chap Cay ( kadaharan tina sayur-sayuran )
Chap Ja He ( koret, medit )
Chi Bha Du Yut ( pabrik sapatu )
Chi Ham Phelas ( tempat jin meuli calana )
Chi Ka Dut ( kuburan cina )
Chi Ki Zing ( ngaran desa / kota di majalengka)
Chi Leu Peung ( belegug )
Chi Leuh ( tai panon, belek )
Chi Leun Cang ( cair kotor, disisi jalan ari tos hujan ageung )
Chi Lok ( kadaharan budak : aci dicolok )
Chi Reng ( kadaharan budak : aci digoreng )
Chi U ( leupeut tina aci jeung cau )
Ching Chang Chang ( embe kabur )
Ching Chang Ke Ling ( lagu )
Ching Chung ( guru nanya )
Cho Bian ( mangga raosan )
Cho Kor Baw ( canteungan )
Cho Le Nak ( katuangan, peuyeum dibubuy sareng gula kinca )
Chu Ra Ling ( sipat licik )
Chu Ru Luk ( buah kawung )
Tho Lo Heor ( Ngareuleuss )
Enci ( ibu, indung )
Encim ( parawan cina )
Heu Ay ( tunduh )
Hok Cay ( molohok bari ngacay )
Hu I ( akar nu bisa di dahar )
O Lo Le Ho ( leutik keneh geus kawin; keur gering salesma )
Ong Kek ( utah ) On To Hod ( pikakeuheuleun )
On Tha ( binatang di Arab )
Kyu Kyu ( judi ) Lha Hang ( cai aren )
Liang Cheuli Baw ( panyakit THT )
Le Nang ( leuwih naker tibatan bo tak )
Ma Ling Ping ( ngaran desa / kota )
Ma Ung ( dulurna ucing )
Nga Cay ( ngelay: banjir tina baham )
Nyi Chian Pochi ( pagewean babu )
Pa Hang ( rasana aneh )
Pe Chak ( panonna peureum sabelah )
Pek Tay ( … teuing naon ieu mah, can ka alaman ku sayah )
Peu Chang ( leupeut eusi kacang; sato nu sukuna opat )
Pha Ming Pin ( dunungan )
Ping Ping ( luhureun tuur, handapeun eta tea… )
Siang Siang Maling Seng ( euweuh gawe,beurang?maling)
Sing Sing Keun ( arek gelut / wcw )
Taw Cho ( oleh-oleh ti cianjur )
Tham Pi Ling ( gaplock )
Tham Po Long ( wadah reuhak )
Tho Lom Bong ( wadah oge )
To Ong ( ningali tina liang leutik )
Toke Chang ( lagu oge )
Tong Li La ( enggalkeun )
Tong To Lang ( nangka – kawinan bapak – teu beja?- poe salasa… )
Tu Ang ( ngalebok )
Tung Tung Seng ( seukeut pisan )
U Ching ( dulurna maung )
Yap La Hun ( budak ceurik )
Go Cex An (Nyekelan si A’an)
Li Cin Lo (so so rodotan)
Ti Ang Gie Lox (rada aya’an iye mah)
Ti Ang cay (Ngajual cai)
Om Phong (waosna tos caroplok)



tambih deui ti akang :
Li Ang Thai (paragi ee)Li Ang Hong (Gorong-gorong)
Bu Lu An (pinuh ku bulu)
Can Ha Yang (teu nararafsu, teu aya selera)
Thai Khothok (bau, jiga sambel tapi teu lada “naha apal teu lada?”, awas ulah dimamam)
Ka thin chak (terinjak),
Lauk khan cra (Ikan Mas),
Bu Luk Khan (basi),
Baw wu ha peuk (aroma tidak sedap),
Sang Ki Lang (walaupun),
Cingng cuang cang cang (diikat tali),
Tha Li Kwuthang (paragi ngabungkus buah pepaya),
Khang Khung (Sejenis sayuran),
Khu Chu Bung (sejenis kembang/tumbuhan nu sok dipake mabok ku babaturan akang heuehuehueu)….
Menhuwa (mencret wae)
Tampho long (kaleng/batok paragi wadah ciduh)
Kan Ching (hiasan/pamageuh baju)
Thai Phi San (Waduk siah!)
Cha Ching Kha Lung (obat kasakit Tipes)
A Lung Bho Yong (dioper kaditu kadieu)
Chu Lang Chi Leung (arek maok hayam….)
Su Wing (biwirna nyengir wae),
Jeng Kho Leun (nyeri kahampangan) = Jeung jweu riheun
Kop Lhok (Kehed!)
Hun Kuwe (Kueh lapis)

Tambahan referensi:
Cha pei tang (pinter ngomong)
Tai kho thock (Ee ayam)
Chang geh gar (ayam hutan)/Cangegang hese dahar!
Nyien tu lak (Buat kunci pintu)
Ling lung (Nyasar/gak tahu jalan)
ping ping ko neng=biasanya buat paha cewe
Cheng ce leng an (tabungan)
Lung lay ( Lemas)
Chung cu rungan/Thung ghir (Tulang ekor)
Tha khok khak (Sejenis leunca)
Chang cut (CD aww)
Lie sung (Buat nutu)
Nyeng sol (gak lurus)
Cing caw (dicampur es serut + gula kalapa raos) jiga na mah..
…. salajengna diantos sumbangan kosa kata ti paramitra ngalangkungan komentar, mangga dilebetkeun bae ide na dina komentar dihandap, diantos pisan, hatur nuhun…

Senin, 06 Januari 2014

SEJARAH SINGKAT DESA BEBER



Awal dari kedatangan Ki Buyut Imbaraga ke tanah sunda pada tahun 1800 yang bermula dari daerah Cirebon hingga ketatar sunda merupakan asal muasal dari keberadaan Desa Beber.
Ki Buyut Imbaraga merupakan anak dari sultan Cirebon yang bernama “PANEMBAHAN SEPUH” hasil pernikahannya dengan seorang perempuan yang bernama “SITI HARISBAH”.
Masa kecil Ki Buyut Imbaraga dihabiskan di Cirebon. Pada masa kanak-kanak Ki Buyut Imbaraga ditinggalkan ibunya, karena Siti Harisbah menikah lagi dengan putra kerajaan mataram yang kemudian mendirikan kerajaan di Sumedang yang diberi nama “SUMEDANG LARANG” kemudian Ki Buyut Imbaraga masa kecilnya diasuh oleh kakek dan ayahnya.
Pada suatu saat ketika berjalan di sekitar istana Ki Buyut Imbaraga melihat beberapa ekor burung, mengapa burung ada yang kecil dan ada yang besar, kakeknya menambahkan bahwa semua makhluk hidup dilahirkan dari seorang ibu, ibu bisa melahiorkan karena seorang ayah, tanpa mereka kita tidak bisa lahior ke dunia ini, maka Ki Buyut Imbaraga menanyakan “Siapa ayahku?” lalu sang kakek menunjuk ke arah sultan.yang kemudian memeluk sang sultan. Namun karena situasi yang tidak pas disaat sang sultan sedang melakukan rapat dengan para abdi dalem kerajaan akhiornya sang sultan menegurnya beserta kakeknya. Tanpa pikir panjang Ki Buyut Imbaraga kabur dari istana karena tidak diinginkan kehadirannya, sehingga Ki Buyut Imbaraga datang pada suatu tempat yang merupakan “tempat KUDA SEMBRANI bersemayam” dia menemukan keanehan karena terdapat kotoran kuda tetapi sang kuda tidak ada di tempat tesebut. Ki Buyut Imbaraga menemukan rotan yang kemudian ia jadikan mainan yang percis menyerupai kuda asli. Yang langsung membawa Ki Buyut Imbaraga jauh hingga ditengah jalan Ki Buyut Imbaraga tertidur, dan olerh kuda tersebut Ki Buyut Imbaraga ditinggal dan ditaruh diatas batu dekat sungai, yang kemudian ditemukan oleh prajurit dari kerajaan Sumedang Larang. Kemudian Ki Buyut Imbaraga dibawa ke istana tersebut. Ternyata dengan perasaan kaget siapa yang dilihatnya tidak asing yakni “SITI HARISBAH” yang menjadi “RATU HARISBAYA” karena suaminya meninggal dunia sehingga “RATU HARISBYA” mengambil alih kepeminpinan. Beberapa hari kemudian Ki Buyut Imbaraga diutus ibunya untuk pulang ke Cirebon, setelah beberapa hari ia menginap di istana. Ibunya takut jika sultan atau ayahnya mencari Ki Buyut Imbaraga, sebelum pulang Ki Buyut Imbaraga diberi pepatah oleh ibunya, jika pulang nanti sebelum melewati sungai Cimanuk tidak boleh menoleh kebelakang. Karena saking penasarannya setelah melewati sungai Cimanuk ia langsung membalikan badan, ternyata ada 4 harimau yang tadinya manusia yang diutus oleh ibunya untuk mengantarkannya sampai sungai Cimanuk, sedangkan jalan yang tadi ia lewati tidak ada dan berubah menjadi hutan belantara.
Karena telah melakukan perjalanan beberapa hari, ia beristiraha di suatu hutan yang kemudian ia berminat membuat pemukiman dan dinamakan “BABAKAN” namun pekerjannya belum selesai karena klhawatir harus segera sampai ke Cirebon dan tidak diselesaikan akhirnya untuk sementara ia tunda, kemudian selang beberapa hari Ki Buyut Imbaraga kembali keselatan Sumedang untuk meneruskan pekerjaannya yang tertunda namun setibanya disana, tempat tersebut telah di ambil alih oleh “EYANG PATUANAN” beliau singgah dari Mataram yang kemudian berencana membuat pemukiman. Akan tetapi Ki Buyut Imbaraga mengaku bahwa itu adalah daerah yang pertama kali ia temukan., tetepi Eyang Patuanan bersikukuh bahwa ia yang pertama kali menemukan daerah tersebut.
Karena Ki Buyut Imbaraga tidak ingin ada perang, maka ia menyerahkan daerah tersebut dengan “ipat-ipat” atau yang disebut “sumpah”. Jika daerah itu memang temuan Eyang Patuanan maka ia dan keluarganya akan makmur, tetapi jika bukan ia yang menemukannya maka ia akan mendapatkan kesialan hingga keturunannya. Sehingga kemudian  daerah tersebut bernama “Dukuh Rata”. Ternyata perkataan Ki Buyut Imbaraga benar tentang temuan tersebut bahwa tempat itu memang temuan Ki Buyut Imbaraga bukan temuan Eyang Patuanan. Terbukti dengan seringnya kedatangan perampok ke daerah Dukuh Rata. Sehingga kemudian tempat tersebut berubah nama menjadi “BABAKAN BERANGKOT”. kemudian Ki Buyut Imbaraga dapat terhindar dari perampok karena sebuah benda berupa selendang panjang yang disebut “BEUBEUR”(bahasa sunda), karena Ki Buyut Imbaraga asli orang Cirebon tidak bisa menyebut “eu” makan dari kata “BEUBEUR” berubah manjadi “BEBER”. Maka Ki Buyut Imbaraga berhasil bertahan di Babakab Berangkot karena bantuan dari Beubeur tersebut yang merupakan pemberian ibunya “RATU HARISBAYA”, kemudian daerah tersebut dinamakan “BEBER”. Hingga ia berhasil bertahan dan membuat pemukiman di Beber tersebut hingga Ki Buyut Imbaraga menikah dan mendapat keturuna yang bernama “BUYUT MASKINEM”. Buyut Maskinem menikah dan melahirkan seorang anak yang diberi nama “EMBAH MASJAN” yang menurunkan tahta kekuasaan daerah Beber dari Ki Buyut Imbaraga beserta memberikan sebuah selendang yang disebut Beubeur secara turun temurun.
Pada tahun 1950-an terjadi pemberontakan belanda  yang dipimpin oleh “JENDRAL WILLIAM DAENDELS” yang kemudian Beber dipindah tempat lebih ke utara karena tempat tersebut merupakan daerah Randegan maka Randegan dipecah. Beber menjadi “KOTA BARU” karena perpindahan tersebut. Dari tahun ketahun KOTA BARU diudah menjadi BEBER.
  • Sebelah utara Beber berbatasan dengan Randegan dan dipisahkan oleh aliran Sungai Sindupraja.
  • Sebelah barat terdapat makam  Buyut Maskinem.
  • Sebelah selatan terdapat makam  Ki Buyut Imbaraga.
Di Beber terdapat beberapa tradisi yaitu “MUNJUNG”, yaitu mengunjungi pemakaman disaat akan musim penanaman padi dengan membawa beberapa makanan diantaranya “NASI TUMPENG”. Ada pula “MAPAG SRI” yaitu disaat musim panen tiba, mapag Sri sewring dilaksanakan di makam Ki Buyut Imbaraga dengan mengadakan pagelara Wayang Kulit. Yang dimainkan adalah Wayang Kulit, karena menurut kepercayaan orang-orang Beber jika mengadakan pagelaran Wayang Golek akan mendapat kesialan maka masyarakat Keturunan Beber tidak boleh memainkan atau memiliki Wayang Golek dimanapun ia berada.

Rabu, 13 November 2013

SUSUHE ANGIN NGENDI NGGONE?

DAMAI RASA HATI KETIKA PADA LARUT MALAM MENDENGARKAN LANTUNAN KIDUNG KARYA KANJENG SUNAN KALIJAGA. KIDUNG DARMAWEDA……………. SIAPA YANG TIDAK KENAL? KIDUNG ITU BAGI PARA SULUK, PEJALAN SPIRITUAL SANGAT DIKENAL KARENA PENGHAYATAN AKAN KEBERADAAN TUHAN YANG MAHA KUASA YANG SANGAT DEKAT …………….  LEBIH DEKAT DARI RASA DEKAT. 

Tuhan tidak jauh di atas langit dan kalaupun banyak disebut bahwa Tuhan itu berada di atas arasy……………. maksudnya tentu bukan terletak jauuuhh.. aras itu berada di dalam sekat terdalam hati manusia. Manusia yang terbuka tabir hatinya……………. yang bersih dari lemak-lemak nafsu yang membungkus kemurnian dan kesucian.

Simaklah…

Ana pandhita akarya ing wangsit….. mindha kombang angajab ing tawang ….. susuh angin ngendi nggone …. lawan galihing kangkung …..wekasane langit jaladri …..isining wuluh wungwang lan gigiring punglu…. tapaking kuntul anglayang ….manuk miber uluke ngungkuli langit…. kusuma anjra ing tawang.

Nah, mencari Tuhan itu ibarat mencari sarangnya angin. Dimana sarang angin? Tentu tidak ada, dimana galihnya tumbuhan kangkung? Tentu kosong… dimana pula kita kita bisa mendapatkan tapaknya burung yang terbang? Tentu tidak akan bisa kita temukan…. Dimana batas dari langit, tentu tidak terjangkau dan tidak berbatas 

Ngambil banyu apikulan warih……………. amek geni sami adadamar……………. kodhok ngemuli elenge…. miwah kang banyu den kum…. kang dahana murub kabesmi …. bumi panetak ingkang……..pawana katiyub…….tanggal pisan kapurnawan…….yen anenun sonteg pisan anigasi kuda ngrap ing pandegan………..

Bertemu dengan Tuhan itu maknanya adalah bertemunya dengan diri yang sejati, kenali diri maka kau akan bertemu dengan Tuhan. Tuhan tidak bisa dicari dengan apapun, karena Tuhan itu ADA dan jelas tidak punya sifat TIDAK ADA. Tuhan Maha Melihat. Bukan MAHA DILIHAT (pantas bila tidak bisa dilihat bukan?).

Ana kayu apurwa sawiji wit buwana epang keblat papat……….agedong mega tumembe …….. apradapa kukuwung kembang lintang segara langit …………….sami andaru langit…………….woh surya lan tengsu….asirat bun lawan udan …………….apupuncak akasa bungkah pratiwi oyode bayu bajra.

Diri menjadi pancer atau pusat bertemunya kiblat yang sejatinya ada di semua arah…..  diri yang memangku kekayaan khasanah ilmu seluruh jagad, bumi memang tempat berpijak, namun bumi yang sejati adalah badan/tubuh kita yang menjadi wadah hidup kita.

Wiwitane duk anemu candi…………….gegodhongan miwah wawarangkan sihing hyang kabesmi kabeh …………….tan ana janma kang weruh yen weruha purwane dadi …..candi segara wetan …………….ingobar karuhun…………….kahyangane sanghyang tunggal …………….sapa reke kang jumeneng mung hartati …………….katon tengahing tawang.

Rahasia tersembunyi di dalam hati dan jiwa.. kemanapun manusia mencari Tuhan dan kedamaian, hanya akan ditemukan bila kita menilik ke dalam

Aunung agung segara sarandil…………….langit ingkang amengku bawana …………….kawruhana ing artine …………….gunung segara umung…………….guntur sirna amnegku bumi …………….tug kang langit buwana…………….dadya weruh iku mudya madyaning ngawiyat…………….mangasrama ing gunung agung sabumi…………….candhi candhi sagara.

Gunung luhure kagiri giri…………….sagara agung datanpa sama…………….pasampun kawruhan reke…………….artadaya ounuku …………….datan kena cinakreng budi…………….anging kang sampun prapta ing kuwasaning …………….angadeg tengahing jagad …………….wetan kulon lor kidul ngandhap myang nginggil …………….kapurba wisesa.

Berdiri dan bangkitlah, hayatilah kuasa-kuasa Ilahi yang hidup dan menghidupi dirimu

Bumi sagara gunung myang kali…………….sagunging kang isining bawana…………….kasor ing artadayane …………….sagaar sat kang gunung …………….guntur sirna guwa samya nir…………….singa wruh artadaya…………….dadya teguh timbul lan dadi paliyasing prang…………….yeng lulungan kang kapapag wedi asih sato galak suminggah.

Jim perih prayangan samya wedi……………. mendhak asih sakehing drubiksa…………….rumeksa siyang dalune singah anempuh lumpuh…………….tan tumama ing awak mami kang nedya tan raharja…………….kabeh pan linebur…………….sakehe kang nedya ala…………….larut sirna kang nedya becik basuki…………….kang sinedya waluya.

Siyang ndalu…………….rineksa hyang widhi …………….dinulur saking karseng hyang widhi…………….kadhep ing jalma kabeh…………….apan wikuning wikuwikan liring pujasamadi …………….dadi sasedyanira mangunah linuhung paparab hyang tegalanang asimpen yen tuwujuh jroning ati…………….kalis ing pancabaya.

Yen kinarya atungguh wong sakit ejim setan datan wani ngambah rineksa malaekat …………….nabi wali angepung sakeh lara samya sumingkir …………….ingkang nedya mitenah …………….maring awak ingsun …………….rinusak dening pangeran …………….eblis laknat sato marah padha mati……………. tumpes tepis sadaya………….

Selagi masih hidup, jangan pernah takut dan khawatir… dengan cinta kasih dan rasa syukur mendalam kepada ilahi akan sirna segala bencana… biarkankah hidupmu menjadi penerang dengan berbudi baik dan bermoral, manfaatkan waktu yang ada untuk berkarya sebagaimana Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa ada untuk mu, untuk alam semesta.. Dia tidak pernah tidur dan tidak pernah diam… senantiasa dia berfirman dan berkarya….

Selasa, 17 September 2013

BABAD DJOWO NUSWANTORO


  • Ing  jaman awal naliko bumi isih durung mawujud atau kosong, kahanan  dunia gelap dan dingin. Bumi isih durung mawujud  kang katon  amung  samudro,  banyu,  angin ora nono kehidupan lian among meniko kang tampak. Kang  dipun sebut jaman  awal ( wiwitan ).  Awal ciptaan yang menciptakan segala sesuatu kejadian.
  • Djomoboropono Wosokoto sepuluh kata yang memberi  ingatan apabila kata itu disingkat akan timbul arti kata yang penting di sebut  DJOWO dan itu sifat nama yang kuasa yang awal turun dari langit jatuh ke dalam air yang diiringi suara menggelegar dan diiringi api, kemudian bumi Nampak menjadi terang.
Catatan:
Dalam sufisme Islam peristiwa tersebut terekam dalam hadist Qudsi ,” sejatine Ingsun anata mahligei / keraton  ono sakjeroning Baitul Mukharom, iku omah enggoning larangan Ingsun, jumeneng ono ing dadane ADAM / jagad ageng lan alit. Kang ono ing sa’jerone dhada iku JOWO / JIWA/HATI/QOLBU, KANG ONO ing antarane jiwo iku jantung, sak jerone jantung iku budi, sak jerone budi iku jinem, yoiku angen-angen, sakjerone angen-angen iku sukmo, sak jeroning sukmo iku rohso, sak jeroning rohso iku Ingsun, ora ono pengeran, anging ingsun Dzat kang angliputi ing kahanan djati,”.
  • Tak lama kemudian api kuasa Gusti itu perlahan mulai  redup dan menjadikan bumi gelap kembali tampak seperti semula ( sepi dan hening) . jatuhnya sifat Gusti yang berupa cahaya api menjadikan keadaan bumi berubah menjadi bulat dan tak lama kemudian bentuk bumi tersebut pecah dan tidak tampak seperti semula ( bulat ).
  • Ribuan tanah bermunculan tanpa penghuni dan kosong hanya ada satu diantara serpihan bumi tersebut yang mendapat sebutan DJOWO. Tanah yang di sebut tanah ingatan/ tanah perjanjian/ bakkah ( tanah yg diberkahi)/ kerajaan GUSTI / ALLAH , pulau pusat dari bumi ( Lemuria Atlantis) yang pertama mendapat firman itu. Djowo adalah sifat  yang kuasa juga yang pertama menciptakan suatu kejadian dan muncul langit dan bumi.
  • Sifat yang kuasa DJOWO yang awal telah turun dan ini sabdo kang kuasa kedua, delapan huruf hukum GUSTI :
1)    K      : Kahuripan
2)    E      : Enothuk ( asal – usul )
3)    D      : Dawuh ( sabda )
4)    J       : Jesa ( prinsip )
5)    A      : Angger – angger ( hokum)
6)    W    : Wahono ( firman )
7)    E      : Elok ( Keajaiban )
8)    N     : Nowoso ( tuhan )

Dan apabila kata itu dibaca satu persatu maka akan ketemu arti dari pada KEDJAWEN.

Catatan:
Dalam wacana sufisme Islam,  martabat KEDJAWEN tersebut biasa dikenal sebagai ajaran MARTABAT  7 . Faham ini berkembang ke luar jazirah Arab, terutama berkembang ke Tanah India hingga Indonesia. Di jawa paham ini di jumpai dalam serat wirid hidayat jati karangan ronggo warsito. Paham MARTABAT  7 ini dipelopori oleh Muhammad Ibn Fadillah, salah seorang tokoh sufi kelahiran Gujarat (…-1629M). Di dalam karangannya, kitab Tuhfah, beliau mengajukan konsep Martabat Tujuh sebagai sarana penelaahan tentang hubungan manusia dengan Tuhannya. Menurut Muhammad Ibn Fadillah, Allah yang bersifat gaib bisa dikenal sesudah bertajjali melalui tujuh martabat atau sebanyak tujuh tingkatan, sehingga tercipta alam semesta dengan segala isinya. Pengertian tajjali berarti kebenaran yang diperlihatkan Allah melalui penyinaran atau penurunan — di mana konsep ini lahir dari suatu ajaran dalam filsafat yang disebut monisme. Yaitu suatu faham yang memandang bahwa alam semesta beserta manusia adalah aspek lahir dari satu hakikat tunggal. Allah Ta’ala. 

  • Dari kata KEDJAWEN kemudian menciptakan segala isi langit termasuk matahari, bulan, bintang dan semua isi planet , di situ datanglah sebutan siang dan malam. Keadaan bumi menjadi terang dan bumi masih saja kosong.
  • DJOWO dan KEDJAWEN telah turun ke bumi. Ini merupakan tanda sabdo yang ketiga dari yang kuasa yang berjumlah lima ( 5 ) huruf yang artinya : Gumilang Urip Selo Tanpo Ilang  apa bila di singkat kata tersebut muncul sebutan GUSTI dan itulah sebutan untuk tuhan manungso Djowo awal  yang abadi yang menciptakan segala isi dunia.
  • GUSTI  sebutan yang menciptakan segala isi dunia
1)    Gumilang : menciptakan Surga /suwargo
2)    Urip                    : menciptakn Malaikat dan bidadari
3)    Selo                    : menciptakan Nerogo / neraka
4)    Tanpo       : menciptakan Raja dan Ratu kegelapan /  Sumorro Bomo / Iblis beserta anak cucunya
5)    Ilang           : menciptakan Tumbuhan dan Hewan sebagai isi dunia.

Catatan: 
dalam tradisi jawa, sebutan Gumilang Urip Selo Tanpo Ilang ini menjelaskan posisi keadaan GUSTI. Orang jawa menyakini bahwa tuhan itu sebenarnya jelas terang benderang ( gumilang ), dia juga hidup ( urip) tak pernah mati, dia juga selo/ kapanpun engkau butuhkan dia selalu ada karena ia tidak terbatas ruang dan waktu, selanjutnya keadaan tuhan, dia tanpo ilang yang berarti tidak pernah hilang, dia langgeng abadi selamanya. Karena itulah kemudian orang jawa menyebut tuhan dengan sebutan GUSTI. Dalam wacana muslim keadaan GUSTI dijelaskan dalam martabat ahadiah. Di mana disitu dijelaskan posisi dari ada-Nya zatnya. Sebagaimana
disebutkan dalam hadits qudsi,” sejatine ora ono opo-opo: awit duk isih awang uwung, durung ono sawiji-wiji , kang ono dihin ingsun, ora ono pengeran kajobo ingsun, sejatine kang moho suci angliput ing sifat ingsun, anartani ing asma’ ingsun lam amartandani afngal ingsun”. Ada pengetahuan perihal tingkatan dalam kehidupan manusia, yang diceritakan dengan ajalollah dan dikenal dengan sebutan martabat tujuh, diawali dengan kegaiban. Zat yang membawa pengetahuan tentang Diri-Nya, dan tanpa membeberkan tentang kenyataan (fisik), Keadaannya kosong namun dasarnya ada. Tapi dalam martabat ini belum berkehendak. Martabat Akadiyah disebut juga dengan Sarikul Adham. Awal dari segala awal.Dalam alam ahadiyah dimulai dengan aksara La dan bersemayam ila. Itulah kekosongan pertama dari empat bentuk kekosongan. Kedua bernama Maslub. Ketiga adalah Tahlil, dan keempat Tasbeh. Maslub bermakna belum adanya bentuk atau wujud roh atau jiwa. Tak berbentuk badan atau wujud lainnya.Tahlil berarti tak bermula dan tak berakhir. Sedangkan Tasbeh bermakna Tuhan Maha Suci dan Tunggal. Tuhan tak mendua atau bertiga. Tak ada Pangeran lain kecuali Allah yang disembah dan dipuja, yang asih pada makhluknya. 



  • Gusti awal segalanya yang menciptakan sebutan Malaikat dan Bidadari yang pertama yaitu : Notodoko, Torogono, Gokonongodo, Gonodoko, serta bidadari  yaitu : Lonotogo, Komogo, Polowoso, Sokoporo, Sodokoro, Tjothoro, Thomolo, dan Mosoko. Malaikat dan bidadari penghuni tempat GUSTI yang abadi.
  • 10.Ada GUSTI awal dari segalanya yang berkuasa menciptakan nama DHEMIT Somoro dan Bomo / Sumoro Bumi dan lima anaknya yaitu :
1)   PON              : Panjorot Ondo Nerogo / neroko
2)   WAGE          : Wahanane Geni
3)   KLIWON      : Kolo Liar Waleri Ondo Nerogo / neroko
4)   LEGI              : Lembu Giri / Sapi liar
5)   PAING          : Palang Ing Gulu
Itulah  anak – anak dari raja Kegelapan dan ratu Kegelapan  / Sumorro Bumi yang di sebut PON, WAGE, KLIWON, LEGI, dan PAHING.

Catatan:
Dalam keyakinan orang jawa, Anak-anak SUMOROBOMO ini kemudian bersatu menyamarkan dengan angka GUSTI yaitu hari ketika manusia lahir. Setiap manusia yg lahir pasti memiliki hari gusti yg suci yg sekarang dikenal  dengan : SENIN, SELASA dst…akan tetapi setiap dari hari gusti ini dimasuki oleh salah satu dari anak-anak Sumoro Bomo, yg kemudian menjadikan manusia bisa berwatak baik ( watak dari hari gusti suci ) juga bisa berwatak jahat seperti watak dari anak-anak Sumoro Bomo ( Iblis ) tersebut. Misalnya manusia yang wetonya minggu legi, maka wataknya pasti akan di dominasi oleh watak gusti yg minggu dan watak anak sumoro bomo yg legi. Legi berarti lembu giri, artinya lembu itu berarti sapi sedang giri berarti bukit, artinya legi / lembu giri bermakna sapi liar, biasanya manusia dengan weton tersebut akan memiliki watak yang cenderung brangasan/ bringas seperti sapi liar. Namun bila hari Gusti ( minggu ) yg dominan maka manusia dengan weton tersebut akan cenderung berwatak mengalah, dingin seperti air.  Oleh karena orang jawa mempunya I tradisi among among weton di samping juga menjawab sedulur 4 + 1 pancer dalam upaya supaya terhindar dari pengaruh jahat yg dihembuskan oleh anak-anak Sumoro Bomo tersebut. Dst…. 

  • 11.GUSTI awal dari segalanya yang member nama anak Raja dan Ratu kegelapan Somoro dan Bomo, hingga menurunkan cucu yang bernama : Djosomono, Kopolo, Longoko, Ngodolo, Kogolo, Potoko, Gonodjrogo, Sowrono, Lomorodjowo (yg melahirkan  bangsa Lemuria Djowo ), Mongogolo, Djoloko, Krogolo.
  • 12.Kemudian : Djosokolo, Prolono, Porono, Kloromoro, Korojo, Moroto, Djotolo, Rojoso, Towolo, Bokrolo, Monolo, Djorolo, Hosopo, Monokrono, Tohopolo, Donolokro, Worotho, Sodjolo, Mongolo, Sowodjorojo, Sokrowo.
  • 13.Segala yang diciptakan sudah lengkap, ada siang dan malam dan disitulah alam GUSTI yang ajaib.  Ada kehidupan juga ada alam gusti yang di sebut bumi. Yang mendapat kehidupan yaitu : tumbuhan beserta hewan dan di situlah GUSTI menciptakan kejadian bumi ini.
  • 14.Dunia menjadi ramai, tumbuhan dan hewan ciptaan GUSTI menjadi senang hidup dalam alam Gusti yang indah dan hanya satu ciptaan tuhan yang belum ada yaitu : Manungso ( Manunggaling jasad kalian rohso ) / Manusia Djowo ciptaan GUSTI. Djowo Kedjawen Gusti yang diturunkan menciptakan segala kejadian di dunia ini.
  • 15.Somoro dan Bomo mendapat tugas dari Gusti menjaga isi dunia beserta isinya yang berupa hewan dan tumbuhan. Merekalah yang berkuasa atas hewan dan tumbuhan. Dan itu sudah menjadi kehendak Gusti  atas ciptaanya.
  • 16.Setelah semua kehendak Gusti telah turun,  ada langit, bumi, matahari, bulan beserta planet yang lain. Ada siang dan malam,  ada Gusti yang menciptakan Suwargo tempat di mana Malaikat dan Bidadari bersemayam. Ada Nerogo / neraka tempat Sumoro dan Bomo bersemayam dan anak cucunya.
  • 17.Sudah ada tumbuhan dan hewan  penghuni bumi ini, segala kehendak Gusti sudahdatang. Bumi menjadi ramai tumbuhan dan hewan menjadi senang. Indah kehendak Gusti yang menciptakan aneka ragam Tumbuhan dan Hewan hidup damai dalam dunia / bumi ciptaan Gusti.
  • 18.Gusti awal dari segalanya dan seketika itu dari suwargo Gusti memberi sabda : “ Hai Notokodoko lihatlah bumi ini segala ciptaan Gusti sudah lengkap kecuali satu Manungso 
Djowo  yang belum ada”, perintah Gusti “ wahai Notodoko…terimalah hukum kehidupan ini ,  ingatlah kepada sabdo Gusti di tempat gunung itu.

Catatan:
Jannah ( taman ) dalam keyakinan orang jawa sering disebut dengan kata suwargo. Antagonis dari suwargo adalah nerogo. Tegese suwargo berarti ( suwunge rogo/rogo kang suwung  ) sedangkan nerogo berarti nar = panas sedang rogo=raga / jasad, jadi Narogo berarti rogo kang panas. Pada awal penciptaanya, ADAM dan HAWA berada di surge/suwargo. Mereka hidup senang dan bahagia tidak pernah sedih dan mengeluh, walau demikian ada satu larangan GUSTI kepada mereka untuk  jangan sekali-kali mendekati buah Quldi apa lagi sampai memakanya. Kerena bujukan Somoro Bomo kemudian ADAM / manungso djowo tersebut tergoda untuk mendekati buah Quldi hingga memakanya. Setelah mereka memakan buh Quldi tersebut adam dan hawa merasa ada yg berbeda pada diri mereka, yg biasanya tidak bisa menangis jadi bisa menangis, bisa sedih dll. Kemudian Alloh marah pada mereka  berdua dengan mengatakan bahwa sejatine buah Quldi yg  Aku maksud itu adalah aurat mu / kemaluan mereka / adam dan hawa. Karena di aurat mereka itulah bersemayam hawa nafsu / anak anak sumoro bomo. Jadi pada saat adam dan hawa memakan buah quldi tersebut sebenarnya itulah awal  Ibliz dan anak-anaknya akan menganggu anak cucu Adam. Anak-anak Adam akan dipenuhi dengan pertumpahan darah, kerusuhan, dan kebencian yg dihembuskan oleh anak anak sumoro bomo. Jadi sebenarnya pengertian Suwargo menurut orang jawa adalah ketika manusia mampu mengosongkan raganya/jasadnya dari kungkungan hawa napsu, pada saat manusia diperbudak napsu maka saat itulah raganya/jasadnya terasa menjadi panas / NEROGO/ rogone dadi panas. Dalam tradisi sufisme jawa, untuk mencapai Suwargo mereka berusaha untuk ( Mati sak Jeroning Urip ).

19.Tanah ingatan Djowo yang ditunjuk Gusti kepada Notodoko membawa semua sabdo Gusti yang pertama. Hokum tanah ingatan Djowo, awal sabdo Gusti. “  Hai Notokodoko..turunlah jangan menunggu waktu jika engkau mengetahui  apa yang telah menjadi kehendak Gusti kepadamu.
  • 20.“ Duh Gusti….atur Notokodoko, “ segala sabdo Gusti sampun  aku ketahui,  pegunungan KLOTOK ( Kediri) yang Gusti tunjuk  dan di situ kemudian datang sabdo Gusti, “ Hai Notodoko..turunlah jangan menunggu waktu lama lagi jika engkau mengetahui apa yang telah menjadi kehendak Gusti kepadamu.
  • 21.Lima ( 5 ) hukum kehidupan yang Notodoko bawa lalu di bawa ke tempat yang Gusti tunjuk dan besok sabdo itu membuka segala kejadian yang akan terjadi di isi alam ini.  Ada pegunungan KLOTOK pegunungan yang hijau dan di situ sabdo hukum kehidupan GUSTI dijelaskan.
  • 22.Surga tempat GUSTI di tinggalkan Notodoko,  angkasa terang, Notodoko terbang. Pengunungan KLOTOK yang hijau terlihat dari angkasa, sabdo Gusti yang telah dipegang Notodoko. Gusti melihat perjalanan Notodoko Alam sepi tak ada suara, tak lama kemudian angkasa yang terang menjadi gelap.
  • 23.Notodoko menjadi bingung angkasa menjadi gelap, petir menyambar, mengeluarkan api,  satu planet yg lain jatuh / menabrak bumi, banyak tumbuhan dan hewan menjadi mati.  Bumi menjadi hancur, banjir di mana -mana , hujan dan badai tiada henti. Bumi menjadi gelap selama 7 hari lamanya baru berhenti.
  • 24.Dan pegunungan KLOTOK yang yang Notodoko datangi wujudnya tidak kelihatan lagi dari angkasa, tiba-tiba terdengar suara Sumoro Bomo berkumandang memberi penjelasan,  wahai Notodoko tempat yang engkau datangi itu sudah tidak ada lagi.  Aku raja kegelapan pulanglah engkau ke Suwargo tempat GUSTI.
  • 25.Notodoko tidak menggubris ucapan Sumorobomo. Notodoko wakil Gusti memohon kepada Gusti, “ Duh Gusti raja segala raja, yang menciptakan  bumi dan segala isinya yang berkuasa menciptakan setiap kejadian alam, keajaiban Gusti  abadi tanpa ada batasnya. Di situlah turun belas kasih kedamaian Gusti.
  • 26.GUSTI mendengar doa Notodoko,  tidak  lama kemudian dunia yang gelap menjadi terang, mendapat cahaya matahari. Tumbuhan dan hewan yang hidup menjadi senang. Keajaiban Gusti datang, mengembalikan 7 hari yang gelap menjadi terang dan itulah kekuasaan Gusti tiada yang melebihi.
  • 27.Hai Notodoko sabdo Gusti “ Semua permintaanmu menjadi jelas sekarang lekaslah  turun ke pegunungan KLOTOK yg telah aku tunjuk jangan engkau menunggu waktu lagi, engkau turun di tempat yang aku tunjuk  yaitu pegunungan KLOTOK.      
  • 28.Tujuh ( 7 ) hari lamanya Notodoko berdiri di angkasa. Dunia masih gelap, pegunungan KLOTOK masih belum terlihat wujudnya. Setelah pegunungan KLOTOK terlihat jelas, tak lama kemudian Notodoko membawa hukum kehidupan yang pertama yaitu hukum GUSTI yang berjumlah 5 (lima ).
  • 29.Sabdo GUSTI yang di bawa Notodoko hanya ditiupkan  di atas batu, kemudian timbul sebuah tulisan / wahyu yang di sebut LAYANG PAMUNGKAS. Sabdo Gusti yang pertama di sampaikan,  semua makhluk menjadi senang dan dunia menjadi terang, pegunungan KLOTOK mendapat cahaya GUSTI. Tempat yang dijadikan Gusti untuk mengingat sabdo yang pertama yang di bawa Notodoko.
  • 30.Masih di situ di pegunungan KLOTOK sabdo Gusti melekat pada batu yang dan tidak terlihat, Notodoko di datangi Sumoro dan Bomo sambil keduanya bersujud mohon ampun, Notodoko wakil Gusti  melihat segala yang diucapkan itu.
  • 31.Hai Notodoko,  berkata Sumoro, aku minta engkau mengetahui pada saat engkau di angkasa, aku halangi perjalananmu  supaya engkau tidak jadi turun di tempat ini ( pegunungan Klotok ) itu adalah perbuatanku , karena  aku melihat permohonanmu pada GUSTI di mana doa itu penting untuk Manungso Djowo kelak di kemudian hari.
  • 32.Jagalah segala sabdo Gusti yang kamu bawa, setelah datang waktunya Gusti kemudian menciptakan Manungso pertama ciptaan Gusti yang di sebut manungso / wong DJOWO / homo Sapiens / ADAM, pesan Gusti yang engkau bawa nantinya akan hancur nantinya, lihatlah sendiri aku ( Sumoro dan Bomo ) mengetahui sabdo Gusti yang engkau bawa itu.

  • 33.Hai Notodoko, engkau mendapat tugas dari Gusti membawa apa yang menjadi sabdo Gusti, aku pun juga demikian mendapat tugas dari Gusti untuk menjaga seluruh isi bumi yang bernama hewan dan tumbuhan, aku adalah raja dan ratu kegelapan, tempatku berada di alam yang tidak Nampak pemberian dari GUSTI.
  • 34.Gusti raja dari segala raja, yang kuasa menciptakan segala kejadian yang ada di dunia ini. Kekuasaan Gusti tiada tandingannya, ucap Sumorobomo. Mari dibuktikan dan kita lihat dari hari kelahiran yang pertama manungso Djowo dan hari terahir dari kematiannya nanti kamu dan aku akan bertemu dan membuka segala kebenaran hukum Gusti.
  • 35.Hai Notodoko..dengarkanlah sebelum engkau dan  aku berpisah, dunia ini nanti akan menjadi hancur jika GUSTI menciptakan makhluk yang di sebut manungso DJOWO. Segala yang sabdo Gusti yang engkau bawa kemudian akan hilang, peringatan Gusti menjadi tidak dihargai.
  • 36.Biarlah Gusti yang membuat keputusan itu kata Sumoro Bomo dan aku akan mulai menghitung sampai dimana isi 4 elemen Manusia ( Djowo )  itu memegang teguh sabdo Gusti,  banyak tugas yang harus aku lakukan. Hai Notodoko … jembatan ( dunia )   kerajaan GUSTI besuk akan ramai dan dipenuhi  kerusuhan.
  • 37.Hai Notodoko…sampaikan semua yang aku ucapkan ini kepada GUSTI, anaku yang  5 ( lima ) dan cucunya yang berjumlah 33 akan aku samarkan kedalam angka GUSTI itu. 7 + 3 dan sebaliknya 3 + 7, apa bila engkau kembali menghadap GUSTI sampaikan ucapanku ini kepada-Nya.
  • 38.GUSTI yang menciptakan hari angka rahasia hidup yang pertama yaitu : hari RABU ( 7 ) di situ engkau Notodoko berdiri di angkasa selama 7 hari lamanya dan aku ganggu engkau dengan hari anakku yang aku samarkan dengan  hari Gusti yaitu hari rabu ( 7 ) degan hari anakku yg pertama yg bernama PON ( 7 ) yang bersama dengan hari Gusti Rabu ( 7 ). Kemudian pada hari SELASA  wahai Notodoko engkau turun ke tempat yg di tunjuk Gusti yaitu pegunungan KLOTOK. Kemudian angka digabung menjadi ( 73 ).
  • 39.Hai Notodoko, dan ini angka anakku yang berjumlah 5, kelak / besok akan melekat bersamaan dengan dengan isi angka hari GUSTI, WAGE ( 4 ), KLIWON ( 8), LEGI ( 5 ), PON ( 7 ), PAHING ( 9 ) ini semua angka hidup/ sifat hidup  yang kelak akan melekat pada setiap diri manungso DJOWO dan besuk semua ini akan menjadi kenyataan.
Catatan:Dalam keyakinan orang jawa, untuk menghindarkan kejahatan dari anak-anak Somoro Bomo tersebut, orang jawa wajib menjawab sedulur 4 + 1 pancer juga berpuasa weton sebagaimana yg dilakukan nabi Muhammad yang biasa berpuasa di hari kelahiranya yaitu hari senin. Muhamad mewajibkan umatnya untuk menjawab sedulur 4 + 1 pancer dengan cara menjalankan ibadah sholat 5 waktu. Sholat 5 waktu sejatinya adalah menjawab sdulur 4 + 1 pancer, sedulur 4 dalam Islam dikenal sebagai perwujudan dari 4 nafsu yaitu Amarah, Aluamah, Sufiah dan Mutaminah ( pengejawantahan dari kakang kawah,  adi ari ari,  getih,  puser ). 4 nafsu inilah yg bisa menyebakan manusia berbuat keji dan mungkar sehingga dengan menjalankan sholat, umat Muhammad supaya terhindar dari keji dan mungkar yang dihembuskan oleh anak-anak Somorobomo.


  • 40.Dan di situlah pegunungan KLOTOK Somoro Bomo menghentikan pembicaraan dan Notodoko kemudian berpisah dengan Sumorobomo. Pegunungan KLOTOK jadi sepi hening, Notodoko pulang kehadapan GUSTI membawa apa yang menjadi pesan Sumorobomokepada Gusti. Notodoko menceritakan semua ucapan Sumoro itu kepada Gusti.
  • 41.Duh Gusti…raja dari segala raja kata Notodoko, “ segala apa yang GUSTI kehendaki sudah aku jalankan dari hukum  pertama tanah ingatan Djowo sudah aku tuliskan dengan lengkap  dan di situ aku temui raja kegelapan Sumoro dan Bomo kelihatanya mereka berdua marah kepada Gusti.
  • 42.Sumoro mengetahui akan segala kehendak Gusti tanah ingatan Djowo beserta isinya besuk akan di rusak apabila Gusti menciptakan Manungso Djowo /adam/ annas / human. SUMOROBOMO membeberkan hari kehidupan ciptaan Gusti ( 73 ) atau 3 + 7 = 10, demikianlah ucapan Sumorobomo yang aku pegang untuk aku sampaikan kepada GUSTI, aku mohon maaf kalau hamba keliru.
  • 43.Hai Notodoko…semua yang engkau sampaikan sudah aku ketahui dengan jelas maksud dari ucapan SUMORO BOMO tersebut. Saat engkau turun di pegunungan Klotok  yaitu pada hari-KU yang aku berikan padamu yakni hari SELASA ( 3 ), di saat yang bersamaan pula SOMORO BOMO juga menciptakan angka samaran yaitu angka tujuh ( 7 ) yang dia namakan PON ( 7 ). Dan apabila angka-KU di gabungkan dengan angka  anaknya SUMORO BOMO yang bernama  PON, maka akan berjumlah menjadi 37,  ini adalah angka yang mencelakakan, Sumoro Bomo tidak bodoh.
  • 44.Hai Notodoko…sekarang engkau turunlah kembali ke pegunungan Klotok dengan membawa lagi hukum tanah ingatan Djowo ( pengelingan Djowo) yang kedua dan Aku akan melihat akan ada kejadian apa lagi di tempat itu. Kemudian pada hari MINGGU ( 5 )  Notodoko turun kembali ke pegunungan KLOTOK.
  • 45.Kemudian di kerajaan Suwargo Notodoko pamit kepada Gusti sambil membawa 7 hukum tanah Ingatan Djowo yang kedua ( 2 ), surge ditinggalkan Notodoko, tidak lama kemudian Notodoko wakil Gusti sampai di pegunungan KLOTOK dan menuliskan semua sabdo Gusti yang 2 ( kedua ) yang disebut sebagai layang PAMUNGKAS. …………………layang pamungkas
  • 46.Setelah Notodoko selesai menuliskan 7 tanah ingatan Djowo ( LAYANG PAMUNGKAS ), keadaan masih hening terlihat sepi, tidak lama kemudian raja kegelapan SOMORO BOMO muncul dan langsung memberi sembah kepada Notodoko dan berkata “ Hai Notodoko aku mengerti yang engkau tulis itu adalah sabdo Gusti yang sangat ampuh.
  • 47.Peganglah sabdo Gusti tersebut, aku raja kegelapan Sumoro dan ratu kegelapan Bomoakan melanjutkan kewajibanku menjaga hewan dan tumbuhan yang sudah diperintahkan Gusti kepadaku agar tidak ada yang dimatikan, namun apabila memang dikehendaki biar dimakan oleh manungso Djowo tetapi sebelumnya hendaklah memohon kepada Gusti agar Gusti tidak marah kepadaku. Marilah kita lihat kehendak gusti yang abadi.
Catatan:
Somorobomo  ditugaskan Gusti untuk menjaga hewan dan tumbuhan. Untuk menghindari pengaruh anak SumoroBomo setiap manusia sebelum mengambil hasil dari alam / makan semua yang berasal dari alam harus didahului dengan Do’a sesuai keyakinan mereka masing-masing untuk menghindari dari pengaruh anak anak SumoroBomo ( syetan ).

  • 48.Kemudian Sumorobomo berkata kepada Notodoko. “ Wahai Notodoko, kata Djowo itu susah dimengerti, karena kata tersebut adalah isi dari sifat Gusti yang welas asih /rohman rohim/cinta kasih/Qolbu,  makanya manungso Djowo/ manusia ADAM apabila dilahirkan serta menginjak tanah, maka sampai mati akan aku ganggu apabila mereka melupakan ( pengelingan Djowo) hukum kehidupan Gusti yang 43 banyaknya. Besuk manungso Djowo / manusia ADAM  akan aku  hancurkan bila melupakan hukum kehidupan tanah ingatan Djowo itu. Saat itulah kemudian Notodoko berpisah dengan Sumorobomo.
Catatan:
Kata djowo / Qolbu / hati secara Microcosmos berarti sifat rohman dan rohim / welas asih /  tempat peng-elingan / tempat  ingatan bagi  manungso jowo. Secara macrocosmos djowo adalah tanah perjanjian yg pernah di janjikan alloh kepada Musa, jowo juga berarti  tanah yang diberkahi  yg disebut sebagai bakkah. Sebagaimana sabdo gusti dalam hadits Qudsi ketika Alloh berkata kepada Nur Muhamad,” wahai Nur Muhammad, siro ingsun  dawuhi gaweo omah / bangunan ono ing dodone ADAM / jagad ageng ( 4 anasir kebendaan air, api, angin dan tanah yg menjelma menjadi bumi) atau jagad alit arang manungso adam. Ing bangunan kono mau siro wenei pintu kang iso nutup lan buka dewe. Sopo wae ummat manungso kang kilaf  dipun aturi  sowan menyang  omah iku mau, niscaya ingsun kerso pengampuni sedoyo dosa-dosanya. Wahai Nur Muhammad setelah selesai bangunan tadi  akan aku beri nama sebagai BAKKAH / tanah yg diberkahi/ Ka’bah / Qolbu / hati. Jadi jawa dalah hati juga bisa berarti bahasa tuhan / Qolbu juga bisa  berarti  pusat dari bumi/ denyut bumi/pusere  bumi/ pusere jagad ageng( macrocosmos ).
  • 49.Notodoko kemudian kembali  menuju  kerajaan Gusti, dan berkata pada GUSTI “ Duh Gusti, Sabdo PUNGKASAN  Gusti sudah saya tuliskan di pegunungan KLOTOK, aku ditemui Sumorobomo  bila mana Gusti menciptakan Manungso Djowo, alam ini akan dihancurkan.
  • 50.Djowo itu kata yang susah dimengerti. Dari kata itulah akan muncul kemurkaan pada diri anak ADAM/ manungso Djowo. Dan Sumorobomo  berjanji akan memberi godaan bagi semua ciptaan Gusti yang terakhir tersebut. Hai Notodoko, ini 8 hukum kehidupan tanah ingatan Djowo ( LAYANG KAHURIPAN ) yang ke tiga ( 3 ) kalinya terimalah sabdoku ini. Kemudian Notodoko menerima sabdo Gusti tersebut yang bernama LAYANG KAHURIPAN.
  • 51.Setelah Notodoko menerima sabdo Gusti, seketika itu Notodoko meninggalkan Suwargo turun kembali ke bumi pegunungan KLOTOK, saat bersamaan SUMOROBOMO juga datang lagi menemui Notodoko dan melihat LAYANG KAHURIPAN yang di bawa Notodoko tersebut.
  • 52.Hai Notodoko ( ucap Sumorobomo), bukankah yang engkau bawa itu LAYANG Gusti yang terakhir yang di sebut LAYANG KAHURIPAN yang jumlahnya ada delapan ( 8 ) di situ sabdo Gusti yang engkau Tulis lengakap LAYANG PAMUNGKAS KAHURIPAN 5 + 7 + 8 = 20 jumlahnya. Dan setelah itu Gusti akan menciptakan Manungso DJOWO.
  • 53.Hai SUMOROBOMO, aku hanyalah wakil Gusti dan apa yang  menjadi kehendak-Nya utu sudah kehendak Gusti semata. Gusti yang telah membuat semua keputusan yang ada di bumi ini. Dan ini semua sabdo Gusti yang sudah aku tulis 5 + 8 + 8 = 20, dan masih ada 3 sabdo Gusti yang terakhir turun pada hari ini.
  • 54.Layang Djowo, Layang Kedjawen, Layang Gusti yang jumlahnya 10 + 8 + 5 = 23. Dan nanti bila mana 43 sabdo Gusti telah aku buka maka di situlah Manungso Djowo / ADAM sebagai ciptaan terakhir akan diciptakan GUSTI. Wahai Notodoko segala citaan Gusti sudah aku aku ketahui maka dari itu lihatlah.
  • 55.Sumoro Bomo berkata lagi,” Manusia ciptaan Gusti pada saatnya yang tidak mengetahui hari wetonnya ( mitoni ), lambar ( kelahiran),  selapan dino ( 35 hari ), sumliaji ( umur 39 ) tahun, pangruwat ( lahir hari kamis), panempuk ( hari pangapes ), sampai dengan kematian manungso Djowo / ADAM, maka aku akan mengganggu, memberi  godaan kepada manungso Djowo yang tiada habisnya”.  Di situlah pegunungan KLOTOK Sumoro Bomo berpisah lagi dengan Notodoko.
  • 56.Notodoko lalu pulang ke Surga / Suwargo, Notodoko menjelaskan semua yang dikatakan Sumorobomo. Kemudian Gusti berkata,” Wahai Notodoko..lihatlah segala isi Alam  ini sudah lengkap dan mulai saat ini aku akan menciptakan ciptaan-KU yang terakhir yang di sebut Manungso Djowo.
Catatan:Manungso ciptaan GUSTI inilah yang kemudian menjadi cikal bakal  manusia dan peradaban di seluruh dunia. Jejak mereka ini kita bisa temui legenda peradaban lemuria dan Atlantis juga dari  fosil fosil dan sisa peradaban yang tersebar di seluruh Sunda Land / Indonesia, terutama disekitar pulau djawa.

BERSAMBUNG ………………………………….

KA' BAH DI TANAH DJOWO



.Suatu ketika Sunan Bonang menyuruh raden Said/s. Kalijaga untuk pergi mencari Mekah. Raden Said kemudian berangkat menuju Mekah.  Dlm perjalananya ke Mekah, sampailah beliau di selat Malaka. Di Malaka beliau ketemu Syekh Wali Lanang, Raden Said ditanya “ Wahai Said ….siro sa’benare arep menyang endi…? Jawab Said “ kulo bade goleki Mekah wonten tanah Arab” kemudian Syekh Walilanang nimbali, “ sampean iku loo…goleki Mekah kok wonten Negri Arab, Mekah iku mbok ajeng digoleki satus tahun, hingga jenengan keliling bumi… yoo ora bakal ketemu… wes saiki  jenengan bali maneh menyang DJOWO terus takono maneh menyang sunan Bonang sebenare Mekah niku wonten pundi..? Raden Said kemudian kembali ke tanah Djawa dan bertemu sunan Bonang. Raden Said kemudian menceritakan pertemuan-nya dengan  Syekh Walilanang ketika di Malaka serta pesan dari beliau kepada sunan Bonang tentang di mana sebenarnya Mekah itu..? mendengar cerita dari raden Said, sunan Bonang berkata “ yen pesene Syekh Walilanang koyo mengkono  , yoo…saiki aku pesan menyang kowe ( said ) …soal alamate Mekah  kowi mau. Sunan Bonang ngendiko “ wahai said,” menyang Mekah iku dalane angel banget, manggone mekah iku ono ing tanah DJOWO / QOLBU/ HATI, siro kudu goleki kang tenanan, sa’durung siro ketemu Mekah, siro kudu menemukan aliran kali tempuran kang jumlahe songo ( 9 ), lek wis ketemu, nang kono siro kudu topo kungkum suwine antarane 3 tahun, banjur menowo siro wis lakoni  mengko siro bakal ketemu Mekah, nang jerone ono Ka’bahe, nang ka’bah ono hajar Aswate, ananging Hajar Aswate mau gantung nang Awang-awang tanpo tali/tanpo tiang, yen siro wis nemu…yoo… iku sejatine MEKAH. Setelah pesan sunan Bonang selesai kemudian raden Said nyuwun pamit. Sepulangnya di rumah raden Said tertidur pulas, dalam tidurnya raden Said  bermimpi dan dapat petunjuk yen kang dimaksud   kali tempuran jumlah songo ( 9 ) mau  yoo sejatine wernane babahan howo songo kang ono ing jasade MANUNGSO . tegese TOPO KUNGKUM niku ; jogo babahan howo songo kang ono ing DJAGAD ALIT …inggih meniko meliputi,: bolongan mripat kaleh, bolongan irung kaleh, bolongan kuping kaleh, bolong mulut setunggal, bolongan kemaluan / farji setunggal, bolongan kotoran/belakang/dubur setunggal..sedoyo jumlahipun songo ( 9 ) inggih meniko kanga aran  wali Songo kang sejati. Tegesi Wali niku aran WAKIL, tegseipun WALI/ wakil ALLOH wonten jagad ALIT atau jasad MANUNGSO. Mulane raden SAID bergelar SUNAN JOGO KALI/ kalijogo. …tegesi kali niku;aliran/wali…..tegese songo niku;kosongno…/kosongkan /...babahan howo songo niku wau kedah dipun jogo. Mripatipun  kudu WUTO/buta, TELINGA/pendengaranipun kudu TULI, HIDUNG-ipun kudu buntet, FARJI-NIPUN kudu buntet, DUBUR-ipun ugo kudu buntet. Inggih niku kanga ran JOGO KALI ( 9 ) ….Yoo….niku kang dipun  arane WALI SONGO / WALI ALLOH  kang sejati wonten ing jagad alit atau Microcosmos. …yoo niku kanga aran perwakilan-ipun ALLOH wonted badan ipun MANUNGSO.  WALI Alloh ugo dikenal dengan sebutan RASULULLAH. Tegese Rosulullah niku ; utusan / roso kang nyusuli (JAWA). Dadi indra-indra pada manusia ugo disebut Rosulullloh… maka ALLOH menyindir dalam Al-Qur’an “ Lakhod Jaa’akum Rosulullah Min Angfusikum.” Sungguh telah datang seorang Rasul atasmu. …oleh karena itu Monggo dipun aturi/ perhatikan rosululloh yg ada pada diri kita. Mulai dari mata melihat…..sebenarnya pada saat manusia melihat, yg melihat siapa…? Jawabnya adalah ALLOH…..pada saat HAYUN / HIDUP / URIP menghidupi Nur Muhammad / Cahyo, kemudian MENJADIKANi Nur Muhammad jadi hidup..terus menyerambah ke mata kita, menjadikan mata MANUNGSO bisa melihat…. Begitulah paningaling ZAT  ngagem NETRO kito / MATA kita..dst.. jadi ALLOH iku ZAT, MUHAMMAD iku SIFAT, ADAM iku ASMO, lan MANUNGSO iku afngal-ipun ALLOH. …maka kemudian semua alam yg bergerak ini, termasuk MANUSIA  bisa disebut TA’ALA-NYA ALLOH/ tajali-nya ALLOH/ emanasi-nya ALLOH maka manusia dan semua alam yang bergerak ini disebut ALLOH SUBHANAHU TA’ALA artinya tajalli-nya ZAT yang MAHA SUCI yg ditampakkan/LAHIRIAHKAN dengan af’ngalnya yg berupa manusia dan alam semesta.  Maka kemudian ketika seorang hamba menyebut  ALLOH SUBHANAHU TA’ALA itu jelas alamatnya….hal yg sama juga untuk sebutan ALLOH YG MAHA AGUNG, ALLOH YANG MAHA LUHUR… dst ..juga harus jelas alamatnya. Jadi sudah jangkep kabeh yen zat, sifat, asma lan afngal wis dadi siji ing DJAGAD ALIT ( microcosmos) lan DJAGAD AGENG (Macrocosmos).
……. Kembali ke soal wali songo…..Mulane wali-wali di tanah Djawa akrab dikenal sebagai wali SONGO. Sebenarnya tradisi JOGO KALI  juga pernah dilakukan oleh para nabi dan juga para filsuf Islam. Seperti misalnya yg pernah dilakukan oleh Syekh Abdul Qodir Jaelani wonten ing ngalas,  suwine antarane rong puluh tahun. Menawi Cak Nun nate wonten Alas MALIOBORO ( sanepan) suwine 5 tahun,..hehehe… menawi kanjeng nabi Muhammad wonted GUA HIRO 17 tahun yang kontinyu sebenarnya Tigang Tahun ( 3 thn ), menawi imam Al-Ghozali ugi 3 tahun, menawi kanjeng nabi Musa poso ngebleng wonten ing atase gunung SINAI suwine 40 hari, 40 malam, tidak pernah makan, minum dan tidur, semua itu mereka lakukan demi mencucikan wadah !!!!! atau HATI…, supaya wadah siap untuk diisi oleh WAHYU / ILHAM  untuk menemukan bahasa MEKAH/Ma’rifatulloh. Memang hidup di dunia ini tidaklah mudah, manusia masih punya beban untuk pertanyaan ALLOH di alam RUH..” Alastu Birobbikum..? bukankah Aku ini Tuhanmu..? manusia menjawab ..” Kholu Bala Sahidna” manusia menjawab “ iya enkau adalah Tuhanku dan kami akan menyembahmu. Tapi setelah manusia TER-tajalli ke bumi, banyak yg lupa dengan perjajanjian itu… saudara-saudaraku  teman Maiyah kabeh….bangsa ini butuh jati DIRI  kawan kawan  semua dalam rangka “ DECODING INDONESIA”. Alloh berpesan ,” Man Ngarofa Nafsahu Fakhod Ngarofu Robbuhu”. Itu adalah modal untuk decoding Indonesia…..

NUWUN….WASSALAM…..